Disini kamu tidak akan menemukan semua hal tentang modernisasi, purifikasi, materialisasi, maupun kaki bau terasi.
Tapi kamu akan sangat tercengang setelah tau bahwa .... TERNYATA MASIH ADA YA CEWEK SE NDESO ITU...

Salam senyum
Cewek Ndeso

Kamis, November 04, 2010

Happy Wedding for Cewe Ndeso-Cowo Katro

Harusnya postingan ini kutulis berlama-lama bulan yang lalu. Tapi yah, lebih baik terlambat daripada engga sama sekali.

20 Juli 2010

kawin..kawiiin.. aku udah kawiiiin...

hahahaha... ^.^


yup, sekarang si cewe ndeso kalo tidur udah ga sendirian lagi. Ada si cowo katro yang setia NGOROK tiap malam saat tidur di sampingku.

Sehari sebelum pesta aku ngga tegang sama sekali. Cuma bersikap salah tingkah setiap bertatap mata dengan Mama atau Papa. Rasanya pengen merubah setiap detik menjadi jam, berjam-jam lebih lama untuk bermanja-manja dengan mama papa sebelum kemanjaanku beralih ke suami. Dan itu membuatku terpaksa harus membuang muka setiap berhadapan dengan mama atau papa, membuang muka karena ngga ingin mama papa liat mataku yang berkaca-kaca.

Tapi untungnya kesibukan mempersiapkan pesta dan kedatangan rombongan teman sekelasku dari Jakarta membuatku lupa dengan kemelowan-lebayku.

Anyway, hari yang dinantikan tiba. Tanggal 11 Juli 2010, aku dibangunkan mama pagi-pagi. Sepersekian detik kemudian aku tersadar, its my special day.. my wedding….

O yeaah…

Acara pertama adalah midadoreni. Ini adat Jawa Tengah yang berarti didandani tipis-tipis untuk bertemu keluarga dari pihak pria saat seserahan. Seharusnya ada siraman sehari sebelumnya, tapi aku anak yang ngga suka ribet (baca: ngga suka mandi). So, dengan berdalih siraman itu hanya adat yang merepotkan jadilah proses siraman ditiadakan dari daftar acara.

Setelah acara seserahan selesai, tibalah acara yang sangat sakral yaitu akad nikah. Akad nikah dijadwalkan sore sehabis ashar, jadi ada waktu kosong lumayan lama. Tapi tetep aja aku disuruh dandan dulu. Perias manten yang kebetulan temen mama papa sendiri, slalu berdoa sebelum meriasku. Itu yang membuatku jadi lebih tenang.

Sehabis ashar tepat mempelai pria datang. Jantungku mulai berdegup kencang, calon suamiku datang.. calon suamiku datang.. oo.. cowo katro..

Ingin rasanya cepat-cepat mencium tangannya dengan halal.

Proses akad berlangsung terpisah. Aku di dalam rumah, dan cowo katro di halaman rumahku, tempat akad berlangsung. Dari dalam rumah jantungku dag dig dug yippi tralalala…

Aku duduk diantara para pengantar dari keluarga cowo katro. Wajahku slalu menduduk, dalam hatiku.. iiih,kok mereka ngeliatin aku terus? Ya iyalaaaah.. hari ini aku adalah ratu. Sang pusat perhatian dari pesta ini.

Sebelum Ijab Qabul, ada acara sungkeman dengan Mama Papa pertanda dilepaskannya aku menjadi tanggung jawab suami. Acara ini yang kuanggap sangat berat. Aku anak yang sangat melow alias cengeng. Ngeliat wajah mama papa di hari biasa aja mataku langsung berkaca-kaca, gimana kalau di acara pernikahanku kayak gini?

Dalam hati aku terus berusaha menguatkan diri. “Ndo, kamu harus kuat. Ya, harus kuat..”

Tapi.. baru melangkahkan kaki ke arah mama papa yang duduk di seberang ruangan aja air mataku udah langsung mau netes. Secarik kertas berisi ucapan perpisahan yang udah disiapin pranata acaranya kupegang dengan air mata yang sudah ngga bisa aku bendung lagi. Aku terisak.. air mataku menetes. Bener kan.. aku memang cengeng.. :’(

Selesai.. kakiku kesemutan. Aku melangkah lagi masuk ke dalam rumah sambil dipapah tanteku yang berulang kali menghapus air matanya sendiri. Ternyata hampir semua orang yang hadir meneteskan air mata. Ooh..memang mengharukan..

Alhamdulillah ijab qabul berlangsung dengan lancar. Cowo katro menjawab ijab dari papah dengan bahasa Arab yang lancar tanpa ulangan. Dan dari dalam rumah semua bersuara.. “Alhamdulillah”, semuanya mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan doa. Aku terhenyak, secepat itukah?

Dengan hanya sekian detik lafadz ijab qabul diucapkan, dan status haramku seketika berubah menjadi halal. Subhanallah.. Maha besar Allah dengan segala keagungan-Nya.

Akhirnya tibalah saat aku di bawa keluar untuk di .. emm.. apa itu bahasanya.. dipersandingkan ya dipersandingkan dengan cowo katro. Finally, si cewe ndeso dan cowo katro HALAL. Oyeee…

Dengan backsound lagu ayat-ayat cinta nya Rossa, aku menyapukan pandanganku ke seluruh sudut rumahku. Dekorasi ini.. kursi-kursi tamu itu.. makanan-makanan lezat itu... bunga-bunga yang semerbak ini..dan tamu-tamu yang berjubelan mengambil gambarku itu.. kembali membuatku tersadar.. ini pesta pernikahanku sendiri. Ya, pernikahanku, bukan pesta pernikahan anaknya temen mama yang biasa aku datangi sama mama. Pernikahan yang Insya Allah hanya sekali seumur hidupku.

Keesokan harinya masih ada pesta di gedung. Aku berdoa mudah-mudahan aku engga drop di hari ketiga rentetan acara pernikahanku. Bunga melati dan tetek bengek lainnya yang bersandar di kepalaku membuat kepalaku mau pecah rasanya. Kenapa sih nggak pake baju tidur aja biar lebih simpel?

Ternyata badanku yang kecil mungil ini engga mampu menahan beratnya pentol-pentol di kepala, dan baju adat jawa paes ageng yang bener-bener “ageng” ini. (ageng = besar)

Ditambah lagi tamu yang tak kunjung berhenti. Dua ribu tamu undangan engga berhenti dari sejak kami naik ke atas panggung sampai acara hampir selesai. Yeaah..sekalian aja ngadain konser!

Awalnya biasa saja. Aku yang excited.. dan cowo ndeso yang sumringah membuat dunia terasa indah. Salaman, foto bareng, rasanya indah banget.

Tapi setelah 1 jam berlalu, dunia terasa suram. Mataku udah gelap terang.. gelap terang. Kepala berdenyut-denyut. Nafas terasa engap-engapan. Kaki pegel dengan high heels sepatuku yang 10 cm. Dan aku drop.

Tanteku berkali-kali membawakanku minuman, sop anget, teh anget, permen. Tapi tetep aja badan rasanya pengen jatuh. Cowo katro dengan sigap slalu menanyakan kondisiku.

Aku berusaha mempertahankan diri biar ngga pingsan. Jadi untuk beberapa saat aku duduk sambil bersalaman. Dalam hati.. “hey tamu tamu, kok kalian datengnya barengan gini sih? Uhuk uhuk..”

Kalo tamu-tamu yang datang aku kenal sih gapapa, tapi masalahnya hanya 5% yang aku kenal. Sisanya teman-teman mama papa dan mertua. Oh my gosh..

Tapi Alhamdulillah aku engga sampai pingsan. Selesai acara, dan seluruh riasan yang menyiksaku dilepas aku bisa tertawa lepas lagi. Bisa makan dengan lahap lagi. Astagfirullah, jadi semua karena dandanan ini to?

Hemm.. memang harusnya tadi pake baju tidur aja..

yihaaaa,, I'm a suPer wOmen NdesO

yihaaaa,, I'm a suPer wOmen NdesO
karang di Pantai Baron, Jogja

hei, he's not my prince

hei, he's not  my prince
di Masjid UGM

di kampus kuning

di kampus kuning